Sehubungan dengan perencanaan tahunan unit kerja di lingkungan Universitas Padjadjaran, kami dengan ini mengumumkan jadwal penginputan rencana anggaran dan detail item barang sebagai dasar rencana kerja anggaran tahunan dan rencana umum pengadaan untuk tahun 2024.
Jadwal Penginputan pada Database aplikasi Siat Perencanaan:
Tanggal: 13 Desember 2023 - 08 Januari 2024
Pada SIAT Perencanaan Modul Usulan Tahunan
Untuk memastikan kelancaran proses perencanaan, harap menyiapkan program dan kegiatan serta pengelompokan kegiatan yang sudah tersedia pada aplikasi serta rincian item barang/jasa dengan cermat. Pastikan informasi data mencakup hal berikut:
Kelompok Kegiatan, Akun Belanja, Nama Barang/Jasa, Kuantitas, Spesifikasi Teknis, dan Perkiraan Harga (memperhatikan peningkatan tingkat inflasi)
Perencanaan ini akan menjadi dasar untuk Rencana Kerja anggaran tahunan Unit kerja dan rencana umum pengadaan tahun 2024. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh unit kerja untuk berpartisipasi aktif dalam menyusun rencana anggaran, memastikan bahwa kebutuhan dan prioritas masing-masing unit terakomodir. mohon diperhatikan agar data terinput tersebut akan terintegrasi dengan sistem lain diantaranya modul Oracle Finance dan sistem informasi procurement tersedia. selain itu sebagai syarat dari manajemen akuntabilitas kinerja yang baik pada akhir periode jadwal pengmuman ini diwajibkan bagi unit kerja untuk memiliki dokumen RKAT dengan format baku RKAT PTNBH dan mengirimkannya ke dir.psi@unpad.ac.id.
Kami mengharapkan kerjasama penuh dari seluruh staf dan unit kerja dalam menjalankan proses ini. Penginputan yang tepat waktu dan akurat akan menjadi landasan yang kuat untuk menyusun rencana kerja anggaran tahunan dan pengadaan tahun 2024 yang efektif, efisien, akuntable dan dapat dipertanggungjawabkan.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasama semua pihak. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Koordinator Bid Perencanaan Jana Rustia.
[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran mengukuhkan tujuh Guru Besar dalam Pengukuhan Jabatan Guru Besar Unpad yang berlangsung di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung pada Selasa, 8 Juli 2025. Pengukuhan yang diisi dengan paparan keilmuan dari masing-masing Guru Besar tersebut dibuka oleh Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita, dan dipimpin oleh Ketua Dewan Profesor Unpad, Prof. Arief Anshory Yusuf.
Tujuh Guru Besar tersebut adalah Prof. Budi Harsanto, S.E., M.M., Ph.D., PGCert HE., FHEA. dan Prof. Sunu Widianto, S.E., M.Sc., Ph.D. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Dr. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si., Prof. Dra. Binahayati Rusyidi, M.SW., Ph.D., Prof. Junardi Harahap, S.Sos., M.Si., M.Si., Ph.D. dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Prof. Dr. Uud Wahyudin, S.Sos., M.Si., dan Prof. Dr. Agus Rusmana, Drs. M.A. dari Fakultas Ilmu Komunikasi.
Guru Besar bidang Ilmu Manajemen Inovasi Berkelanjutan, Prof. Budi Harsanto, menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Manajemen Inovasi Berkelanjutan di Era Disrupsi Global”. Prof. Budi menjelaskan bahwa manajemen inovasi berkelanjutan menjadi pendekatan krusial bagi perusahaan untuk tetap relevan dan bertahan dalam lanskap global yang terus berubah. Dengan mengintegrasikan berbagai teori strategis dan merumuskan enam dimensi kunci, pendekatan ini tidak hanya mendorong inovasi yang adaptif, tetapi juga memastikan keberlanjutan lingkungan dan sosial.
“Salah satu pendekatan strategis yang relevan untuk menjawab kebutuhan tersebut adalah manajemen inovasi berkelanjutan (sustainability innovation management). Manajemen inovasi berkelanjutan merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep inovasi,” papar Prof. Budi.
Sementara Guru Besar bidang Politik Kontemporer, Prof. Caroline Paskarina, memaparkan paparan keilmuan berjudul “Dari Otoritas ke Otomatisasi: Memaknai Kembali Praksis Kekuasaan di Era Digital dan Implikasinya bagi Ilmu Politik”. Prof. Caroline mengatakan bahwa disrupsi teknologi informasi telah mengubah lanskap kekuasaan dan tata kelola politik secara fundamental. Teknologi tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga aktor yang membentuk pola relasi sosial, kontrol, dan pengambilan keputusan. Partisipasi politik digital menawarkan peluang untuk membangun tatanan kuasa yang lebih inklusif dan partisipatif.
“Tantangan kuat bagi Ilmu Politik saat ini adalah memperkuat peran kritisnya dalam memahami dan membingkai ulang kekuasaan digital, bukan sekadar menambahkan isu baru ke dalam kurikulum Ilmu Politik. Dengan menggunakan perspektif politik kontemporer, kita akan menelusuri bagaimana teknologi dan kekuasaan saling mempengaruhi dalam membentuk tatanan pengaturan di berbagai dimensi kehidupan manusia,” jelas Prof. Caroline.
Guru Besar bidang Pendidikan Kesejahteraan Sosial Internasional, Prof. Binahayati Rusyidi, memberikan paparan keilmuan berjudul “Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Perubahan Iklim: Implikasi Terhadap Penguatan Orientasi Lingkungan Hidup Dan Keadilan Gender Dalam Pendidikan Kesejahteraan Sosial”. Prof. Binahayati menjelaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan dampak perubahan iklim merupakan dua isu besar yang saling berkaitan. Oleh karena itu, upaya penanggulangan perubahan iklim harus memperhatikan dimensi keadilan gender dengan mendorong partisipasi aktif perempuan serta memastikan akses yang setara terhadap sumber daya dan perlindungan sosial, agar tercipta ketahanan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Perubahan iklim bukan hanya merupakan isu lingkungan hidup namun isu sosial yang menimbulkan dampak negatif terhadap tercapainya keadilan sosial. Kolaborasi dengan lintas keilmuan, profesi, atau wilayah geografis dalam pengembangan keilmuan, praktik dan riset menjadi sangat krusial dalam upaya transformasi lembaga pendidikan kesejahteraan sosial,” ujar Prof. Binahayati.
Guru Besar bidang Ilmu Antropologi Kesehatan, Prof. Junardi Harahap, memaparkan keilmuannya yang berujudul “Pengobatan Ethnomedicine dalam Perspektif Holistik”. Prof. Junardi mengatakan bahwa pengobatan tradisional bukan hanya bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang dekat dengan kehidupan masyarakat, tetapi juga mencerminkan warisan budaya yang bernilai. Praktik ini terus hidup melalui proses pewarisan budaya, termasuk yang berbasis kepercayaan dan agama seperti Islam, yang menunjukkan efektivitas dan diterima luas oleh masyarakat.
“Pengobatan ethnomedicine mengalami perkembangan yang pesat, karena aspek kemanjuran serta juga keyakinan daripada pasien sehingga hasil yang diperoleh signifikan untuk mendapatkan kesembuhan dengan menggunakan praktik pengobatan berbasis agama Islam,” papar Prof. Junardi.
Guru Besar bidang Ilmu Kepemimpinan Strategik dan Perilaku Organisasi, Prof. Sunu Widianto, memberikan paparan keilmuan berjudul “AI-Enabled Humanized Leadership Decision Making: Individual and Team”. Prof. Sunu menjelaskan bahwa di tengah pesatnya perkembangan Artificial Intelligence (AI), tantangan kepemimpinan modern terletak pada kemampuan untuk memanfaatkan AI sebagai alat bantu pengambilan keputusan tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Kepemimpinan ideal tidak sekadar data-driven, tetapi juga mampu menjaga martabat manusia, mendorong kolaborasi yang adil, serta memperkuat kualitas hubungan antarindividu dalam organisasi.
“Kepemimpinan di abad ini bukan hanya soal efisiensi dan produktivitas, tetapi juga tentang menjaga martabat manusia. Oleh karena itu, terdapat tiga refleksi penting yaitu teknologi akan terus berubah tetapi nilai kemanusiaan harus tetap menjadi kompas, AI adalah alat bukan pengganti tanggung jawab moral seorang pemimpin, dan kepemimpinan masa depan adalah kepemimpinan yang data-driven, tetapi juga soul-driven,” ujar Prof. Sunu.
Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran Pariwisata, Prof. Uud Wahyudin, memaparkan keilmuan berjudul “Penerapan Model Pentahelix dalam Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia”. Prof. Uud memaparkan bahwa tantangan pengembangan pariwisata adalah menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan dan berkualitas serta memperhatikan makna pengalaman wisata, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal. Pendekatan pariwisata berkelanjutan menolak praktik yang terstandarisasi dan terkomodifikasi secara berlebihan, serta mendorong partisipasi aktif semua pemangku kepentingan melalui model pentahelix.
“Keberhasilan pariwisata berkelanjutan di Indonesia sangat bergantung dari penerapan model pentahelix. Model pentahelix akan berhasil optimal diterapkan dalam pariwisata yang adil dan berkelanjutan jika pemerintah mau dan mampu merangkul segenap elemen pentahelix lainnya, untuk secara masif dan progresif bekerjasama dalam meningkatkan pariwisata berkelanjutan,” jelas Prof. Uud.
Guru Besar bidang Ilmu Literasi Media Digital, Prof. Agus Rusmana, menjelaskan orasi ilmiah berjudul “Membangun Literasi Media Digital sebagai Fondasi Kesejahteraan Masyarakat”. Prof. Agus menyampaikan bahwa literasi media digital merupakan kompetensi esensial yang telah menjadi bagian dari kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius melalui pendidikan dan kebijakan publik untuk mendorong literasi media digital di semua lapisan masyarakat, menjadikannya fondasi penting bagi kehidupan yang lebih cerdas, aman, dan sejahtera di era digital.
“Literasi media digital merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap pengguna media sosial. Diperlukan pendidikan informal dan sosialisasi kepada semua lapisan masyarakat serta penelitian yang hasilnya akan dijadikan dasar pembuatan kebijakan dan peraturan pemerintah untuk pengendalian penggunaan media sosial,” ujar Prof. Agus.
Pengukuhan Guru Besar Unpad tidak hanya menjadi bentuk pengakuan atas kontribusi dalam keilmuan, tetapi juga memperkuat komitmen Unpad dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan yang relevan dengan tantangan zaman. Melalui orasi-orasi ilmiah yang mencakup isu-isu strategis lintas bidang, Unpad menegaskan perannya sebagai pusat keunggulan akademik yang siap menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia.
Buku Paparan Keilmuan:
(Foto oleh: Jalasenastri Saprala & Dadan Triawan)
The post Universitas Padjadjaran Kukuhkan Tujuh Guru Besar Baru appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Sejumlah alumni Universitas Padjadjaran kembali mencatatkan prestasi membanggakan di kancah diplomasi global. Enam alumni dari berbagai angkatan dan latar belakang keilmuan memperoleh amanah untuk menduduki posisi strategis sebagai Konsul Jenderal (Konjen) dan Wakil Kepala Perwakilan (Deputy Chief of Mission/DCM) di sejumlah perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, melantik dan mengambil sumpah jabatan 14 pejabat perwakilan RI di luar negeri di di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta,, Selasa 25 Juni 2025 lalu. Dari tujuh Konjen dan tujuh Wakil Kepala Perwakilan yang dilantik, enam diantaranya merupakan alumni Unpad.
Kehadiran para alumni Unpad di posisi-posisi strategis perwakilan RI di luar negeri merupakan wujud nyata kontribusi mereka dalam mendukung pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa lulusan Unpad memiliki kapasitas, kompetensi, dan integritas yang mampu menjawab tantangan diplomasi global.
Universitas Padjadjaran menyampaikan apresiasi dan selamat kepada para alumni yang telah diberi kepercayaan menjalankan tugas negara. Semoga langkah mereka membawa manfaat besar bagi Indonesia dan terus menginspirasi generasi penerus.
Konsul Jenderal:
Trisari Dyah Paramita
Alumni Program Studi Hubungan Internasional, FISIP Unpad, angkatan 1996/1997 ini kini menjabat sebagai Konsul Jenderal RI di Chicago, Amerika Serikat. Dengan pengalaman panjang di bidang diplomasi, Trisari diharapkan mampu memperkuat kerja sama antara Indonesia dan kawasan Midwest Amerika Serikat, baik dalam aspek politik, ekonomi, maupun perlindungan warga negara.
Yohannes Jatmiko Heru Prasetyo
Lulusan Hubungan Internasional FISIP Unpad angkatan 1995/1996 ini ditunjuk sebagai Konsul Jenderal RI di Melbourne, Australia. Posisi ini menjadi strategis dalam mempererat hubungan Indonesia–Australia. Penunjukan Yohannes sekaligus menegaskan kontribusi aktif alumni Unpad dalam memperkuat diplomasi Indonesia di tingkat regional.
Yohpy Ichsan Wardana
Sebagai alumni FISIP Unpad angkatan 1994/1995, Yohpy dipercaya menjabat sebagai Konsul Jenderal RI di San Francisco, Amerika Serikat. Wilayah kerjanya yang mencakup pusat-pusat inovasi dan teknologi dunia menjadikan peran Yohpy sangat relevan dengan tantangan dan peluang diplomasi masa kini. Perannya kini diharapkan dapat membuka lebih banyak kolaborasi Indonesia di sektor ekonomi digital dan kreatif.
Irvan Bukhari
Dari Program Studi Sastra Rusia, Fakultas Sastra Unpad angkatan 1993, Irvan kini mengemban amanah sebagai Konsul Jenderal RI di Perth, Australia. Latar belakang keilmuannya yang dekat dengan bahasa dan budaya menjadi modal penting dalam mempererat hubungan antarkultur dan kerja sama masyarakat antara Indonesia dan wilayah Australia Barat.
Wakil Kepala Perwakilan (DCM):
Nidya Kartikasari
Alumni Hubungan Internasional FISIP Unpad angkatan 2002/2003 ini menjabat sebagai Wakil Kepala Perwakilan (DCM) di Kedutaan Besar RI di Washington D.C. Dalam peran strategis ini, Nidya berperan langsung dalam mendukung pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia di Amerika Serikat, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah diplomasi global.
Thomas Ardian Siregar
Lulusan Hubungan Internasional FISIP Unpad angkatan 1994/1995 ini kini menjabat sebagai DCM di Kedutaan Besar RI di Singapura. Dengan kedekatan geografis dan hubungan bilateral yang sangat dinamis antara kedua negara, Thomas berperan penting dalam menjaga kelancaran kerja sama di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, dan perlindungan WNI.* (Rilis Kantor Kemitraan Alumni dan Dana Abadi Unpad)
The post Selamat, Enam Alumni Unpad Dilantik Jadi Konjen dan DCM di Perwakilan RI Luar Negeri appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Sekolah Vokasi Universitas Padjadjaran menunjukkan komitmennya dalam mempersiapkan generasi unggul dan berdaya saing global dengan menyelenggarakan Forum Strategis & Industry Immersion Training Program “Artificial Intelligence for Sustainability” pada 16–27 Juni 2025 lalu. Program berskala internasional ini menggabungkan rangkaian diskusi panel, kuliah umum, internship, serta program bersertifikasi sebagai upaya mendorong pemanfaatan teknologi AI dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Dekan Sekolah Vokasi Unpad Dr. Kurniawan Saefullah, S.T., M.Ec.Ec., menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan misi Unpad dalam memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan industri dalam rangka mencetak SDM yang adaptif dan inovatif. Tidak hanya kompeten dalam penguasaan teknologi, lulusan Sekolah Vokasi Unpad diharapkan dapat ikut serta mengembangkan inovasi yang berkelanjutan.
"Kami berkomitmen mempersiapkan lulusan yang tak hanya menguasai teknologi mutakhir seperti AI, tetapi juga memiliki kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan inovasi untuk kemajuan bangsa," ujarnya.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi internasional antara berbagai perguruan tinggi, yaitu Universitas Padjadjaran, University of Economics Ho Chi Minh City, dan King Mongkut’s University of Technology Thonburi, serta didukung oleh industri seperti Bobobox Indonesia, Chickin, dan Future Ready Academy. Program ini turut melibatkan partisipasi mahasiswa dari berbagai negara, yang menambah nuansa multikultural dan memperluas jejaring global bagi seluruh peserta.
Dalam kegiatan ini para peserta mendapatkan paparan materi yang komprehensif terkait peran strategis AI dalam kehidupan dan industri masa depan. Beberapa isu penting yang dibahas antara lain adalah masa depan AI dan dampaknta terhadap peluang kerja, strategi membangun perusahaan yang berdampak sosial, keseimbangan antara profitabilitas dan keberlanjutan, hingga konsep smart architecture untuk sustainability.
Peserta juga diajak untuk memahami pentingnya pemikiran vokasi dalam membangun ekosistem tenaga kerja masa depan, serta memahami pentingnya inovasi seperti yang dilakukan oleh Chickin dapat memanfaatkan teknologi untuk mendorong keberlanjutan di bidang pangan demi kehidupan yang lebih baik. Para peserta juga dapat mengikuti sesi pengembangan talenta dan kewirausahaan berbasis teknologi, serta peluang mengikuti sertifikasi AI & Robotics yang diakui secara internasional melalui Carnegie Mellon Academy.
Program ini ditutup dengan sesi Industry Immersion Training yang memberikan pengalaman langsung kepada para peserta di industri mitra, serta penilaian oleh jajaran juri profesional. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Unpad kembali menegaskan perannya sebagai kampus inovasi yang tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga penguatan kolaborasi lintas disiplin, pengembangan talenta global, dan kontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan.* (Rilis Sekolah Vokasi Unpad)
The post Mahasiswa Mancanegara Ikuti Program Bertema “AI for Sustainability” yang Diselenggarakan Sekolah Vokasi Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Sebanyak sembilan program studi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran meraih akreditasi internasional dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA). Akreditasi ini berlaku mulai 5 Juni 2025 hingga 4 Juni 2030. FIBAA merupakan sebuah lembaga akreditasi terkemuka yang berbasis di Bonn, Jerman. Lembaga ini memiliki penilaian ketat terkait mutu pendidikan tinggi di tingkat global.
Kesembilan program studi yang berhasil meraih akreditasi FIBAA tersebut yaitu: Magister Kebijakan Publik (Master of Public Policy), Magister Kesejahteraan Sosial (Master of Social Welfare), Magister Administrasi Bisnis (Master of Business Administration), Magister Administrasi Publik (Master of Public Administration), Sarjana Kesejahteraan Sosial (Bachelor of Social Welfare Science), Sarjana Administrasi Bisnis (Bachelor of Business Administration), Sarjana Antropologi (Bachelor of Anthropology), Sarjana Administrasi Publik (Bachelor of Public Administration), dan Sarjana Hubungan Internasional (Bachelor of International Relation).
Dekan FISIP Unpad Prof. Dr. Mohammad Benny Alexandri, S.E., M.M. mengatakan bahwa akreditasi internasional ini merupakan bentuk pengakuan terhadap kualitas akademik, relevansi kurikulum, manajemen program studi, kompetensi lulusan, hingga kesiapan institusi dalam menghadapi tantangan pendidikan tinggi global.
”Melalui pencapaian ini, FISIP Unpad menegaskan posisinya sebagai salah satu fakultas terkemuka di Indonesia yang siap bersaing dan berkontribusi secara global dalam pengembangan ilmu sosial dan politik,” kata Prof. Benny.
Lebih lanjut Prof. Benny mengatakan bahwa langkah FISIP dalam mendorong akreditasi internasional merupakan salah satu bagian dari komitmen Unpad untuk menjadi universitas riset kelas dunia (world-class research university).
Akreditasi ini juga menjadi bukti konkret bahwa FISIP Unpad tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik di dalam negeri, tetapi juga secara aktif mengembangkan kapasitas institusional agar mampu menjawab dinamika perubahan global dengan pendekatan ilmiah yang adaptif, inklusif, dan kolaboratif.
Dengan diraihnya akreditasi internasional tersebut, FISIP Unpad memperkuat langkahnya dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang unggul, berintegritas, dan siap melahirkan lulusan yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga berdaya saing tinggi di pasar global.
”Pencapaian akreditasi FIBAA merupakan milestone penting dalam transformasi internasionalisasi FISIP Unpad. Hal tersebut adalah pengakuan bahwa standar mutu pendidikan kita setara dengan perguruan tinggi unggulan dunia. Lebih dari itu, hal ini akan membuka banyak peluang kolaborasi, baik dalam riset, mobilitas akademik, maupun pengembangan karier lulusan di tingkat global,” kata Prof. Benny. (Rilis FISIP Unpad & Artanti Hendriyana/SPM Unpad)
The post Sembilan Program Studi di FISIP Unpad Raih Akreditasi Internasional FIBAA appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Sekolah Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Klinik Unpad dan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unpad menyelenggarakan Festival Sehat 2025, sebuah rangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh Direktorat Kemahasiswaan sebagai upaya mendorong gaya hidup sehat di lingkungan kampus di Sekolah Pascasarjana Unpad Bandung, Jumat, 4 Juli 2024.
Festival ini menghadirkan beragam kegiatan seperti Jalan Pagi Bersama, Pemeriksaan Kesehatan, Sosialisasi Program Klinik Unpad, Talkshow Program Unpad Wellness, serta Edukasi Kesehatan. Festival ini diawali dengan kegiatan jalan pagi bersama yang melibatkan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Rute jalan pagi dimulai dari Gedung Sekolah Pascasarjana menuju Lapangan Gasibu dan kembali ke kampus. Peserta juga mengikuti pemeriksaan kesehatan berupa pengukuran tekanan darah dan kadar gula sebagai bagian dari upaya deteksi dini kondisi kesehatan.
Kegiatan dibuka oleh Dekan Sekolah Pascasarjana Unpad, Prof. Dr. med. Setiawan, dr., AIFM. Dalam sambutannya, Prof. Setiawan menekankan pentingnya kolaborasi dan kesadaran sivitas akademika terhadap gaya hidup sehat sebagai bagian dari pembangunan kualitas sumber daya manusia di lingkungan kampus.
Prof. Setiawan turut memberikan materi mengenai program Unpad Wellness yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik dan mental, serta membentuk growth mindset di kalangan sivitas akademika Unpad. Sekolah Pascasarjana yang telah dilengkapi dengan fasilitas olahraga seperti fitness center diharapkan dapat menjadi katalis dalam membentuk pola hidup sehat di lingkungan kampus.
Klinik Unpad juga memberikan sosialisasi program untuk memperkenalkan layanan kesehatan yang tersedia di lingkungan universitas. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh sivitas akademika dan didukung oleh fasilitas BPJS. Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan fasilitas klinik, terutama oleh mahasiswa yang berdomisili di wilayah Jatinangor dan sekitarnya.
Sementara Ketua Satgas PPKS Unpad, Dr. Ari J. Adipurwawidjana, memaparkan layanan kampus dalam menangani kasus kekerasan seksual. Ari menjelaskan bahwa Unpad telah menyediakan mekanisme pengaduan yang menjamin kerahasiaan korban sebagai bentuk perlindungan dan kepedulian terhadap warga kampus. Layanan ini hadir untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan inklusif.
Melalui Festival Sehat 2025, Sekolah Pascasarjana Unpad menunjukkan komitmennya dalam membangun budaya hidup sehat, inklusif, dan berkelanjutan di lingkungan kampus. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong perubahan perilaku positif bagi seluruh sivitas akademika Unpad dalam menjaga kesehatan fisik, mental, dan sosial secara menyeluruh.* (Rilis Sekolah Pascasarjana Unpad)
Sumber: https://pasca.unpad.ac.id/festival-sehat-2025/
The post Festival Sehat 2025 Dorong Gaya Hidup Sehat di Lingkungan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Badan Pusat Statistik (BPS) dan Universitas Padjadjaran menjajaki peluang melakukan kolaborasi akademik terutama terkait data statistik. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara BPS dan Unpad, serta Kementerian PPN/Bappenas di Ruang Livin' Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Sabtu 5 Juli 2025.
Hadir dalam pertemuan tersebut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, Wakil Kepala BPS, Sonny Harry Budiutomo Harmadi, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, serta Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita.
Prof. Arief S. Kartasasita menyampaikan, saat ini kerja sama yang dilakukan bersama BPS telah berjalan melalui Program Pojok Statistik Unpad yang diresmikan di tahun 2022 yang lalu. Unpad terbuka untuk peluang kerja sama bentuk lainnya dengan BPS.
Dalam arahannya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengatakan bahwa BPS merupakan lembaga pemerintah yang memiliki peran penting dalam perencanaan pembangunan,
yaitu penyedia data statistik. Sementara Wakil Kepala BPS, Sonny Harry, berharap agar apresiasi dan kepercayaan yang diberikan dapat mendorong BPS untuk menyajikan data statistik yang lebih berkualitas untuk semua pihak, baik pemerintah maupun akademisi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Plt. Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Darwis Sitorus, dan 10 Kepala BPS Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Jawa Barat. Seusai pertemuan tersebut, Darwis segera menjajaki kemungkinan kerja sama lainnya dengan pihak Universitas Padjadjaran. Hal ini penting mengingat dalam waktu dekat BPS akan menggelar kegiatan Sensus Ekonomi 2026 (SE2026).*
The post BPS dan Unpad Jajaki Peluang Kolaborasi Akademik Terkait Data Statistik appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Atas dedikasi dan kepemimpinannya yang visioner dalam mendirikan program studi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (Sp.KKLP) pertama di Indonesia, Dr. dr. Elsa Pudji Setiawati, M.M., Sp.KKLP dianugerahi Visionary Leadership Award dalam ajang Family Medicine Forum 2025 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI). Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam memperkuat fondasi pelayanan kesehatan primer berbasis kedokteran keluarga di Indonesia.
“Saya menerima penghargaan tersebut atas peran saya dalam mendirikan program studi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer. Mungkin yang dianggap kepemimpinan visioner adalah karena kami terus konsisten, meskipun selama bertahun-tahun belum banyak yang membuka, kami tetap berjalan,” ujar dr. Elsa ketika diwawancarai oleh Kanal Media Unpad pada Rabu, 2 Juli 2025.
Program Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer awalnya didirikan pada 2016 dengan nama Program Studi Kedokteran Layanan Primer dan gelar Dokter Layanan Primer (DLP). Setelah dinyatakan setara dengan spesialis pada 2017, gelarnya berubah menjadi Sp.KKLP. Menurut dr. Elsa, perkembangan ini tak lepas dari dukungan jajaran FK Unpad sejak 2014 dalam mendorong pendidikan dokter layanan primer berbasis kebutuhan nasional. Kini, program serupa telah berdiri di 11 institusi di Indonesia, dengan Unpad sebagai pionir utama.
Demi melanjutkan komitmennya dalam pengembangan Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (KKLP), dr. Elsa rela melepaskan jabatan sebagai Kepala Departemen dan memilih fokus sebagai Ketua Program Studi. Keputusan ini sejalan dengan ketertarikannya pada pendekatan layanan kesehatan primer yang menyentuh langsung komunitas, dibandingkan praktik klinis di rumah sakit yang terbatas pada relasi dokter dan pasien. Bagi Elsa, peran dokter di tengah masyarakat memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.
“Di Indonesia, jika dokter ingin mengambil pendidikan spesialis biasanya setelah lulus mengharuskan mereka bekerja di rumah sakit sehingga tidak bisa kembali ke layanan primer. Padahal, banyak dokter yang ingin terus belajar, tapi tidak ada jalur untuk tetap berkontribusi di layanan primer,” jelas dr. Elsa.
Lebih lanjut, Menteri Kesehatan memiliki target untuk menghadirkan minimal satu Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (Sp.KKLP) di setiap puskesmas di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun. Sementara itu, hingga kini baru terdapat 11 perguruan tinggi yang membuka program pendidikan Sp.KKLP, sehingga kebutuhan tenaga spesialis masih sangat besar.
“Kebutuhannya memang sangat besar, karena itu didorong agar sejumlah perguruan tinggi mulai membuka pendidikan Sp.KKLP. Sekarang sedang dicoba dikembangkan melalui collegium based (sistem pendidikan dokter spesialis yang berpusat pada kolegium, organisasi profesi dokter spesialis) yang sedang kami susun rancangan programnya,” kata dr. Elsa.
Peran Dokter Keluarga
Sebagai akademisi dan praktisi, dr. Elsa menegaskan pentingnya peran dokter keluarga dalam sistem kesehatan Indonesia. Berbeda dengan dokter spesialis yang umumnya melayani pasien di ruang praktik, dokter keluarga hadir langsung di tengah masyarakat melalui kunjungan rumah dan pendampingan berkelanjutan. Dalam kasus seperti anak dengan autisme, dokter keluarga berperan sebagai pihak pertama yang menemukan, menilai, dan menentukan kebutuhan rujukan ke spesialis. Pendekatan ini memungkinkan pelayanan kesehatan yang lebih holistik dan berkesinambungan di tingkat primer.
Meski peran dokter keluarga layanan primer semakin dibutuhkan, dr. Elsa mengakui bahwa tantangan utama terletak pada sistem pembiayaan yang belum sepenuhnya mendukung. Saat ini, skema BPJS belum mengakomodasi pembiayaan khusus bagi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (Sp.KKLP), terutama untuk layanan seperti kunjungan rumah. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem kesehatan nasional masih perlu diperkuat agar mampu mendukung peran dokter keluarga secara optimal di layanan primer.
“Saat ini, kami sudah membentuk tim untuk merancang sistem pembiayaan bagi KKLP. Sekarang pendekatannya, kami bekerja dulu agar BPJS melihat hasilnya bahwa profesi ini memang mampu menekan beban biaya kesehatan. Setelah itu, barulah muncul dukungan untuk mengembangkan profesinya, termasuk pembiayaannya melalui BPJS. Nah, ini yang sedang kami rancang dan kembangkan sekarang," ujar dr. Elsa.
dr. Elsa mengatakan bahwa pengembangan KKLP masih memiliki jalan yang panjang. Langkah yang diambil saat ini baru sebatas membuka pintu dan mulai berjalan satu hingga dua langkah awal. Meski progres sudah terlihat, perjalanan untuk memperkuat peran, sistem, dan pengakuan profesi ini dalam sistem kesehatan nasional masih membutuhkan waktu, kerja sama, dan upaya berkelanjutan dari berbagai pihak.
“Teman-teman di layanan primer yang memang memiliki dedikasi dan menjadikan layanan primer sebagai pilihan hidup, bisa mengembangkan profesinya melalui jalur ini. Harapannya, setelah profesi ini berkembang, sistem kita juga turut berjalan untuk mendukungnya. Karena tantangannya bukan hanya soal pembiayaan, tetapi juga belum adanya sistem karier yang jelas untuk profesi ini," kata dr. Elsa.
dr. Elsa juga berpesan kepada generasi muda, terutama para lulusan fakultas kedokteran yang memiliki ketertarikan pada layanan primer agar tidak ragu mengambil spesialisasi KKLP, karena peluang karier di bidang ini sangat terbuka lebar. Meskipun saat ini sistemnya belum sepenuhnya terbentuk, ia mendorong para calon dokter spesialis untuk tidak menunggu sistem sempurna.
“Ayo jadi pionir. Jangan tunggu semuanya sempurna dulu, justru kita yang harus bergerak lebih dulu untuk membangun dan menyelesaikan ini bersama,” pungkas dr. Elsa.*
The post Dr. Elsa Pudji Setiawati, Pemimpin Visioner yang Konsisten Membangun Kedokteran Keluarga Layanan Primer appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad) Universitas Padjadjaran melakukan panen perdana ubi jalar varietas unik dan baru. Panen ubi hasil pemuliaan yang dikembangkan oleh peneliti Unpad ini dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI dan Rektor Unpad di Lahan Percobaan Ciparanje, Unpad Kampus Jatinangor, Sabtu, 5 Juli 2025.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari kerja sama strategis dengan Bappenas, yang turut mendorong Unpad untuk mendirikan International Sweet Potato Center guna memperkuat ketahanan pangan dan riset global tentang ubi jalar. Saat ini, center tersebut diinisasi melalui Pusat Riset Ubi Jalar PRAISE (Padjadjaran Center for Sweet Potato Research and Innovation Excellence).
"Saya pernah sampaikan ke Rektor Unpad untuk membentuk semacam International atau National Sweet Potato Center. Cita-cita kami, pusat ini memang berkelas internasional, tapi tetap berlokasi di Indonesia, di Unpad, yang bisa menjadi rujukan dunia," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, Rachmat Pambudy.
Sementara Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas, Teni Widuriyanti, S.E., M.A., mengatakan bahwa konsep Sweet Potato Center di Unpad ini tidak hanya menghadirkan potensi lokal seperti varietas-varietas ubi jalar yang telah dikembangkan, tetapi juga membuka peluang kerja sama internasional dengan negara-negara lain yang menjadikan ubi sebagai makanan pokok.
“Inisiatif ini merupakan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan, sekaligus bentuk inovasi yang ke depannya dapat diarahkan menuju hilirisasi. Kita harus mendukung, berkolaborasi, dan menjaga inisiatif ini agar benar-benar menjadi sesuatu yang konkret,” ujar Teni yang juga merupakan alumni Unpad.
Langkah ini sejalan dengan visi Unpad sebagai pusat pendidikan yang menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat. Rektor Unpad, Prof. Arief. S. Kartasasmita, mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi awal yang baik bagi penguatan kontribusi Unpad dalam mendukung program pemerintah, terutama dalam hal ketahanan pangan dan peningkatan prospek pertanian nasional. Unpad juga berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menciptakan tenaga pendidik berkualitas serta riset-riset unggulan baru yang relevan dengan kebutuhan pertanian.
“Mudah-mudahan Unpad dapat terus berkontribusi secara aktif, baik dalam mencetak pendidik-pendidik unggul maupun menghasilkan riset-riset baru yang relevan dengan bidang pertanian, Terima kasih kepada Kementerian Bappenas, semoga dapat terus mendukung Unpad agar terus berkembang ke skala yang lebih luas lagi,” kata Rektor Unpad.
Pemuliaan Ubi Jalar
Pada breeding (pemuliaan) ubi kali ini, Prof. Agung sebagai Ketua PRAISE, bersama peneliti Unpad lain yaitu Dr. Debby Ustari, S.P., M.P., dan Arif Affan Wicaksono, S.P., M.Agr., serta mahasiswa Unpad Fadila Ridara, S.P., M.Agr., dan Saepul Zamil, mengembangkan varietas ubi jalar berdasarkan warna dagingnya, yaitu kuning, oranye, putih, dan ungu. Upaya pemuliaan ini tidak hanya difokuskan pada keragaman warna, tetapi juga ditujukan untuk meningkatkan kapasitas hasil panen, ketahanan terhadap penyakit, kandungan kemanisan, daya simpan, serta adaptasi terhadap perubahan iklim.
“Kami juga menyesuaikan pengembangan ubi jalar dengan kebutuhan petani yang menginginkan varietas ubi jalar dengan bentuk umbi yang kompak, tidak menjalar jauh, sehingga lebih mudah dirawat dan efisien dalam budidaya. Upaya ini dilakukan melalui proses pemuliaan tanaman (breeding), yang meliputi seleksi, persilangan, hingga teknik mutasi untuk menghasilkan karakter tanaman yang diinginkan,” jelas Prof. Agung Karuniawan.
Prof. Agung Karuniawan sendiri telah secara konsisten meneliti tanaman ubi jalar sejak tahun 2007. Meski dianggap tanaman sederhana, ubi jalar ternyata menyimpan potensi besar yang selama ini belum tergarap optimal. Melalui penelitian yang berkelanjutan, Prof. Agung Karuniawan tidak hanya berhasil menghasilkan varietas unggul, tetapi juga berkontribusi dalam dunia akademik dengan membimbing dan meluluskan sedikitnya 20 doktor.
Menurut Prof. Agung Karuniawan, potensi pengembangan ubi jalar sebagian besar berada di wilayah sekitar Unpad Kampus Jatinangor, khususnya di desa-desa di Kabupaten Sumedang sekitar Unpad. Berdasarkan pengamatannya di lapangan, para petani di daerah tersebut memiliki kebutuhan yang relatif beragam. Keberagaman inilah yang menjadi dasar penting dalam merancang pengembangan varietas ubi jalar yang lebih adaptif, mudah dibudidayakan, dan memiliki nilai ekonomi yang menguntungkan bagi petani.
“Saya tergabung sebagai Dewan Pakar di Asosiasi Ubi Jalar Indonesia yang juga bekerja bersama petani. Dari sisi akademik dan sains, kami memiliki pemahaman tentang genetika, teknologi pengolahan hasil, inovasi teknologi, hingga manajemen pengelolaan wilayah pertanian. Sementara para petani memiliki pengalaman nyata di lapangan. Inovasi dalam pertanian itu sesungguhnya tumbuh dari proses saling melengkapi antara peneliti dan petani.,” ujar Prof. Agung Karuniawan.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Kepala Badan Pusat Statistik RI Sonny Harry Budiutomo Harmadi, Ketua Yayasan Jakarta Intercultural School (JIS) Phil Rickard, Rektor Unpad Periode 2019–2024, Prof. Rina Indiastuti, yang turut mendorong terwujudnya pengembangan ubi jalar ini, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Transformasi Digital, Keuangan, dan Pengelolaan Bisnis Unpad Prof. Maman Setiawan, Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Pemasaran Unpad Prof. Rizky Abdulah, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Tata Kelola Unpad Prof. R. Widya Setiabudi Sumadinata, serta jajaran direktur, kepala, dekan serta wakil dekan fakultas di lingkungan Unpad.
Melalui panen perdana ini, Unpad menegaskan komitmennya dalam mengembangkan riset berbasis potensi lokal yang berdampak luas bagi masyarakat. Ke depan, pengembangan varietas unggul ubi jalar serta rencana pendirian Sweet Potato Center di Unpad diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat inovasi dan referensi global dalam komoditas ubi jalar.*
The post Menteri PPN / Kepala Bappenas Gagas Berdirinya International Sweet Potato Center di Universitas Padjadjaran appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Padjadjaran (Unpad) memberi persetujuan atas Laporan Tahunan Unpad Tahun 2025 (Tahun Buku 2024) serta memberi persetujuan dan pengesahan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Unpad untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.
Selain itu, MWA Unpad juga memberikan pesetujuan atas laporan tugas pengawasan MWA Unpad serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Rektor Unpad atas pelaksanaan fungsi kepengurusan serta kepada MWA Unpad atas pelaksanaan fungsi pengawasan dan penetapan kebijakan strategis yang telah dijalankan selama tahun buku 2024.
"Dengan mengucapkan alhamdulillahi rabbil 'aalamiin maka Laporan Tahunan Unpad Tahun Buku 2024 dan Laporan Keuangan Konsolidasian Unpad Tahun 2024 disahkan," ujar Ketua MWA Unpad, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc., pada pelaksanaan Rapat Umum Laporan Tahunan Universitas Padjadjaran Tahun 2025 (Tahun Buku 2024) di Auditorium Ballroom UTC Dago Hotel Bandung, Jumat 4 Juli 2025.
Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita, dalam laporannya memaparkan capaian Unpad sepanjang tahun 2024, program prioritas tahun 2025, dan arah strategis Unpad pada periode 2025-2029. Pada pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), tahun 2024 menjadi tahun dengan persentasi capaian IKSS tertinggi yaitu 171,27%, capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ada fluktuasi dari baseline 2020-2024 namun secara umum mengalami kenaikan signifikan.
Capaian Unpad terkait reputasi global juga mengalami kemajuan signifikan karena pada tahun 2024 terjadi peningkatan peringkat dalam berbagai pemeringkatan global yang menunjukkan keberhasilan strategi peningkatan mutu akademik, riset, internasionalisasi dan keberlanjutan.
"Terima kasih terutama kepada Prof Rina Indiastuti, Rektor Unpad ke-12, yang telah memberikan fondasi kuat bagi universitas sehingga kita bisa seperti sekarang ini. Semoga apa yang telah dilakukan Prof. Rina dapat kami lanjutkan di masa mendatang," ujar Prof. Arief Kartasasmita yang terpilih menjadi Rektor Unpad pada 4 Juli 2024 dan dilantik sebagai Rektor pada 7 Oktober 2024.
Keputusan MWA Unpad tentang Penetapan Hasil Rapat Umum Laporan Tahunan Unpad 2025 (Tahun Buku 2024) dibacakan oleh Wakil Ketua Komite Audit dan Manajemen Risiko (KAMR) MWA Unpad, Prof. Dr. Roni Kastaman, MSIE. Selain menyetujui laporan tahunan, laporan keuangan, pembebasan tanggung jawab sepenuhnya, MWA juga menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi Yusuf, Aryanto, Mawar & Rekan untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan tahun buku 2025.
Pada rapat umum tersebut, MWA Unpad juga menyampaikan pandangan mengenai rencana peninjauan dan penyempurnaan Statuta Unpad. Wakil Ketua MWA Unpad, Prof. Arry Bainus, yang menyampaikan pandangan tersebut mengatakan bahwa di era globalisasi, pendidikan tinggi harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di tingkat global, seperti standar dan praktik pendidikan tinggi terbaru
"Sehingga review Statuta Unpad dapat membantu memastikan bahwa semua aspek operasional universitas sejalan dengan standar tersebut. Revisi statuta memberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi global yang lebih ketat, yang berdampak kepada peningkatan reputasi institusi," ujar Prof. Arry.
Rapat Umum Laporan Tahunan Unpad 2025 ini dihadiri pula oleh para anggota MWA Unpad, para Wakil Rektor Unpad, para Dekan Fakultas/Sekolah, Direktur, Kepala Satuan, dan Kepala Kantor di lingkungan Unpad, serta Komisaris dan Direktur di Badan Usaha Milik Unpad (BUMU).*
The post MWA Unpad Sahkan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2024 appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) kembali menggelar kegiatan kolaboratif bersama masyarakat pesisir yang berfokus pada Participatory Mapping wilayah penangkapan ikan skala kecil di kawasan pesisir Bojongsalawe, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, pada Senin, 23 Juni 2025.
Kegiatan ini melibatkan sebanyak 15 nelayan yang merupakan anggota dari Kelompok Rukun Nelayan (RN) Bojongsalawe. Dalam sambutannya, Ketua RN Bojongsalawe, Sugito, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Unpad atas komitmen yang terus melibatkan masyarakat nelayan dalam berbagai program pengabdian.
“Kami merasa dihargai dan diperhatikan. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi kami untuk memahami dan menjaga sumber daya laut yang menjadi tumpuan hidup,” ujar Sugito.
Kegiatan ini merupakan bagian dari skema hibah Academic Leadership Grant (ALG) Universitas Padjadjaran yang diketuai oleh Prof. Zuzy Anna. Program ini secara langsung mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 14: Ekosistem Laut, khususnya dalam upaya konservasi dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pemaparan materi oleh Lantun Paradhita Dewanti, S.Pi., M.EP., yang menjelaskan pentingnya identifikasi wilayah tangkap potensial, pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, serta penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Kegiatan seperti ini bukan hanya memberikan manfaat bagi nelayan, tetapi juga menjadi ruang belajar penting bagi kalangan akademisi.
“Bagi kami para akademisi, nelayan bukan hanya mitra, tetapi juga guru. Mereka adalah ruang belajar nyata yang memperkaya pengetahuan kami akan praktik perikanan di lapangan,” ungkap Lantun.,
Acara dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang dipandu oleh tim pengabdian, yaitu Noir Primadona Purba, M.Si., dan Lantun Paradhita Dewanti, S.Pi., M.EP. Dalam sesi ini, para nelayan secara aktif memetakan lokasi penangkapan ikan berdasarkan pengalaman harian dan data hasil tangkapan, ke dalam peta perairan Pangandaran yang telah disiapkan oleh tim. Selain itu, dilakukan pula identifikasi jenis alat tangkap yang digunakan dan jenis ikan yang dominan tertangkap pada waktu-waktu tertentu.
Untuk memperkuat data, tim juga membagikan kuesioner kepada seluruh peserta. Informasi yang terkumpul akan menjadi bagian dari kajian akademik sekaligus masukan bagi perumusan kebijakan pengelolaan perikanan skala kecil yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, Unpad terus mendorong sinergi antara akademisi dan masyarakat pesisir, meningkatkan kesadaran nelayan terhadap pentingnya keberlanjutan sumber daya laut, serta mendukung peningkatan kapasitas dan kesejahteraan nelayan lokal di Bojongsalawe dan sekitarnya.*
The post Unpad Gelar Kegiatan Pemetaan Partisipatif Wilayah Penangkapan Ikan di Pangandaran appeared first on Universitas Padjadjaran.