Sehubungan dengan perencanaan tahunan unit kerja di lingkungan Universitas Padjadjaran, kami dengan ini mengumumkan jadwal penginputan rencana anggaran dan detail item barang sebagai dasar rencana kerja anggaran tahunan dan rencana umum pengadaan untuk tahun 2024.
Jadwal Penginputan pada Database aplikasi Siat Perencanaan:
Tanggal: 13 Desember 2023 - 08 Januari 2024
Pada SIAT Perencanaan Modul Usulan Tahunan
Untuk memastikan kelancaran proses perencanaan, harap menyiapkan program dan kegiatan serta pengelompokan kegiatan yang sudah tersedia pada aplikasi serta rincian item barang/jasa dengan cermat. Pastikan informasi data mencakup hal berikut:
Kelompok Kegiatan, Akun Belanja, Nama Barang/Jasa, Kuantitas, Spesifikasi Teknis, dan Perkiraan Harga (memperhatikan peningkatan tingkat inflasi)
Perencanaan ini akan menjadi dasar untuk Rencana Kerja anggaran tahunan Unit kerja dan rencana umum pengadaan tahun 2024. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh unit kerja untuk berpartisipasi aktif dalam menyusun rencana anggaran, memastikan bahwa kebutuhan dan prioritas masing-masing unit terakomodir. mohon diperhatikan agar data terinput tersebut akan terintegrasi dengan sistem lain diantaranya modul Oracle Finance dan sistem informasi procurement tersedia. selain itu sebagai syarat dari manajemen akuntabilitas kinerja yang baik pada akhir periode jadwal pengmuman ini diwajibkan bagi unit kerja untuk memiliki dokumen RKAT dengan format baku RKAT PTNBH dan mengirimkannya ke dir.psi@unpad.ac.id.
Kami mengharapkan kerjasama penuh dari seluruh staf dan unit kerja dalam menjalankan proses ini. Penginputan yang tepat waktu dan akurat akan menjadi landasan yang kuat untuk menyusun rencana kerja anggaran tahunan dan pengadaan tahun 2024 yang efektif, efisien, akuntable dan dapat dipertanggungjawabkan.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasama semua pihak. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Koordinator Bid Perencanaan Jana Rustia.
[Kanal Media Unpad] Atas dedikasi dan kepemimpinannya yang visioner dalam mendirikan program studi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (Sp.KKLP) pertama di Indonesia, Dr. dr. Elsa Pudji Setiawati, M.M., Sp.KKLP dianugerahi Visionary Leadership Award dalam ajang Family Medicine Forum 2025 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI). Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam memperkuat fondasi pelayanan kesehatan primer berbasis kedokteran keluarga di Indonesia.
“Saya menerima penghargaan tersebut atas peran saya dalam mendirikan program studi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer. Mungkin yang dianggap kepemimpinan visioner adalah karena kami terus konsisten, meskipun selama bertahun-tahun belum banyak yang membuka, kami tetap berjalan,” ujar dr. Elsa ketika diwawancarai oleh Kanal Media Unpad pada Rabu, 2 Juli 2025.
Program Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer awalnya didirikan pada 2016 dengan nama Program Studi Kedokteran Layanan Primer dan gelar Dokter Layanan Primer (DLP). Setelah dinyatakan setara dengan spesialis pada 2017, gelarnya berubah menjadi Sp.KKLP. Menurut dr. Elsa, perkembangan ini tak lepas dari dukungan jajaran FK Unpad sejak 2014 dalam mendorong pendidikan dokter layanan primer berbasis kebutuhan nasional. Kini, program serupa telah berdiri di 11 institusi di Indonesia, dengan Unpad sebagai pionir utama.
Demi melanjutkan komitmennya dalam pengembangan Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (KKLP), dr. Elsa rela melepaskan jabatan sebagai Kepala Departemen dan memilih fokus sebagai Ketua Program Studi. Keputusan ini sejalan dengan ketertarikannya pada pendekatan layanan kesehatan primer yang menyentuh langsung komunitas, dibandingkan praktik klinis di rumah sakit yang terbatas pada relasi dokter dan pasien. Bagi Elsa, peran dokter di tengah masyarakat memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.
“Di Indonesia, jika dokter ingin mengambil pendidikan spesialis biasanya setelah lulus mengharuskan mereka bekerja di rumah sakit sehingga tidak bisa kembali ke layanan primer. Padahal, banyak dokter yang ingin terus belajar, tapi tidak ada jalur untuk tetap berkontribusi di layanan primer,” jelas dr. Elsa.
Lebih lanjut, Menteri Kesehatan memiliki target untuk menghadirkan minimal satu Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (Sp.KKLP) di setiap puskesmas di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun. Sementara itu, hingga kini baru terdapat 11 perguruan tinggi yang membuka program pendidikan Sp.KKLP, sehingga kebutuhan tenaga spesialis masih sangat besar.
“Kebutuhannya memang sangat besar, karena itu didorong agar t berbagai perguruan tinggi mulai membuka pendidikan Sp.KKLP. Sekarang sedang dicoba dikembangkan melalui collegium based (sistem pendidikan dokter spesialis yang berpusat pada kolegium, organisasi profesi dokter spesialis) yang sedang kami susun rancangan programnya,” kata dr. Elsa.
Peran Dokter Keluarga
Sebagai akademisi dan praktisi, dr. Elsa menegaskan pentingnya peran dokter keluarga dalam sistem kesehatan Indonesia. Berbeda dengan dokter spesialis yang umumnya melayani pasien di ruang praktik, dokter keluarga hadir langsung di tengah masyarakat melalui kunjungan rumah dan pendampingan berkelanjutan. Dalam kasus seperti anak dengan autisme, dokter keluarga berperan sebagai pihak pertama yang menemukan, menilai, dan menentukan kebutuhan rujukan ke spesialis. Pendekatan ini memungkinkan pelayanan kesehatan yang lebih holistik dan berkesinambungan di tingkat primer.
Meski peran dokter keluarga layanan primer semakin dibutuhkan, dr. Elsa mengakui bahwa tantangan utama terletak pada sistem pembiayaan yang belum sepenuhnya mendukung. Saat ini, skema BPJS belum mengakomodasi pembiayaan khusus bagi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (Sp.KKLP), terutama untuk layanan seperti kunjungan rumah. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem kesehatan nasional masih perlu diperkuat agar mampu mendukung peran dokter keluarga secara optimal di layanan primer.
“Saat ini, kami sudah membentuk tim untuk merancang sistem pembiayaan bagi KKLP. Sekarang pendekatannya, kami bekerja dulu agar BPJS melihat hasilnya bahwa profesi ini memang mampu menekan beban biaya kesehatan. Setelah itu, barulah muncul dukungan untuk mengembangkan profesinya, termasuk pembiayaannya melalui BPJS. Nah, ini yang sedang kami rancang dan kembangkan sekarang," ujar dr. Elsa.
dr. Elsa mengatakan bahwa pengembangan KKLP masih memiliki jalan yang panjang. Langkah yang diambil saat ini baru sebatas membuka pintu dan mulai berjalan satu hingga dua langkah awal. Meski progres sudah terlihat, perjalanan untuk memperkuat peran, sistem, dan pengakuan profesi ini dalam sistem kesehatan nasional masih membutuhkan waktu, kerja sama, dan upaya berkelanjutan dari berbagai pihak.
“Teman-teman di layanan primer yang memang memiliki dedikasi dan menjadikan layanan primer sebagai pilihan hidup, bisa mengembangkan profesinya melalui jalur ini. Harapannya, setelah profesi ini berkembang, sistem kita juga turut berjalan untuk mendukungnya. Karena tantangannya bukan hanya soal pembiayaan, tetapi juga belum adanya sistem karier yang jelas untuk profesi ini," kata dr. Elsa.
dr. Elsa juga berpesan kepada generasi muda, terutama para lulusan fakultas kedokteran yang memiliki ketertarikan pada layanan primer agar tidak ragu mengambil spesialisasi KKLP, karena peluang karier di bidang ini sangat terbuka lebar. Meskipun saat ini sistemnya belum sepenuhnya terbentuk, ia mendorong para calon dokter spesialis untuk tidak menunggu sistem sempurna.
“Ayo jadi pionir. Jangan tunggu semuanya sempurna dulu, justru kita yang harus bergerak lebih dulu untuk membangun dan menyelesaikan ini bersama,” pungkas dr. Elsa.*
The post Dr. Elsa Pudji Setiawati, Pemimpin Visioner yang Konsisten Membangun Kedokteran Keluarga Layanan Primer appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad) Universitas Padjadjaran melakukan panen perdana ubi jalar varietas unik dan baru. Panen ubi hasil pemuliaan yang dikembangkan oleh peneliti Unpad ini dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI dan Rektor Unpad di Lahan Percobaan Ciparanje, Unpad Kampus Jatinangor, Sabtu, 5 Juli 2025.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari kerja sama strategis dengan Bappenas, yang turut mendorong Unpad untuk mendirikan International Sweet Potato Center guna memperkuat ketahanan pangan dan riset global tentang ubi jalar. Saat ini, center tersebut diinisasi melalui Pusat Riset Ubi Jalar PRAISE (Padjadjaran Center for Sweet Potato Research and Innovation Excellence).
"Saya pernah sampaikan ke Rektor Unpad untuk membentuk semacam International atau National Sweet Potato Center. Cita-cita kami, pusat ini memang berkelas internasional, tapi tetap berlokasi di Indonesia, di Unpad, yang bisa menjadi rujukan dunia," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, Rachmat Pambudy.
Sementara Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas, Teni Widuriyanti, S.E., M.A., mengatakan bahwa konsep Sweet Potato Center di Unpad ini tidak hanya menghadirkan potensi lokal seperti varietas-varietas ubi jalar yang telah dikembangkan, tetapi juga membuka peluang kerja sama internasional dengan negara-negara lain yang menjadikan ubi sebagai makanan pokok.
“Inisiatif ini merupakan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan, sekaligus bentuk inovasi yang ke depannya dapat diarahkan menuju hilirisasi. Kita harus mendukung, berkolaborasi, dan menjaga inisiatif ini agar benar-benar menjadi sesuatu yang konkret,” ujar Teni yang juga merupakan alumni Unpad.
Langkah ini sejalan dengan visi Unpad sebagai pusat pendidikan yang menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat. Rektor Unpad, Prof. Arief. S. Kartasasmita, mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi awal yang baik bagi penguatan kontribusi Unpad dalam mendukung program pemerintah, terutama dalam hal ketahanan pangan dan peningkatan prospek pertanian nasional. Unpad juga berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menciptakan tenaga pendidik berkualitas serta riset-riset unggulan baru yang relevan dengan kebutuhan pertanian.
“Mudah-mudahan Unpad dapat terus berkontribusi secara aktif, baik dalam mencetak pendidik-pendidik unggul maupun menghasilkan riset-riset baru yang relevan dengan bidang pertanian, Terima kasih kepada Kementerian Bappenas, semoga dapat terus mendukung Unpad agar terus berkembang ke skala yang lebih luas lagi,” kata Rektor Unpad.
Pemuliaan Ubi Jalar
Pada breeding (pemuliaan) ubi kali ini, Prof. Agung sebagai Ketua PRAISE, bersama peneliti Unpad lain yaitu Dr. Debby Ustari, S.P., M.P., dan Arif Affan Wicaksono, S.P., M.Agr., serta mahasiswa Unpad Fadila Ridara, S.P., M.Agr., dan Saepul Zamil, mengembangkan varietas ubi jalar berdasarkan warna dagingnya, yaitu kuning, oranye, putih, dan ungu. Upaya pemuliaan ini tidak hanya difokuskan pada keragaman warna, tetapi juga ditujukan untuk meningkatkan kapasitas hasil panen, ketahanan terhadap penyakit, kandungan kemanisan, daya simpan, serta adaptasi terhadap perubahan iklim.
“Kami juga menyesuaikan pengembangan ubi jalar dengan kebutuhan petani yang menginginkan varietas ubi jalar dengan bentuk umbi yang kompak, tidak menjalar jauh, sehingga lebih mudah dirawat dan efisien dalam budidaya. Upaya ini dilakukan melalui proses pemuliaan tanaman (breeding), yang meliputi seleksi, persilangan, hingga teknik mutasi untuk menghasilkan karakter tanaman yang diinginkan,” jelas Prof. Agung Karuniawan.
Prof. Agung Karuniawan sendiri telah secara konsisten meneliti tanaman ubi jalar sejak tahun 2007. Meski dianggap tanaman sederhana, ubi jalar ternyata menyimpan potensi besar yang selama ini belum tergarap optimal. Melalui penelitian yang berkelanjutan, Prof. Agung Karuniawan tidak hanya berhasil menghasilkan varietas unggul, tetapi juga berkontribusi dalam dunia akademik dengan membimbing dan meluluskan sedikitnya 20 doktor.
Menurut Prof. Agung Karuniawan, potensi pengembangan ubi jalar sebagian besar berada di wilayah sekitar Unpad Kampus Jatinangor, khususnya di desa-desa di Kabupaten Sumedang sekitar Unpad. Berdasarkan pengamatannya di lapangan, para petani di daerah tersebut memiliki kebutuhan yang relatif beragam. Keberagaman inilah yang menjadi dasar penting dalam merancang pengembangan varietas ubi jalar yang lebih adaptif, mudah dibudidayakan, dan memiliki nilai ekonomi yang menguntungkan bagi petani.
“Saya tergabung sebagai Dewan Pakar di Asosiasi Ubi Jalar Indonesia yang juga bekerja bersama petani. Dari sisi akademik dan sains, kami memiliki pemahaman tentang genetika, teknologi pengolahan hasil, inovasi teknologi, hingga manajemen pengelolaan wilayah pertanian. Sementara para petani memiliki pengalaman nyata di lapangan. Inovasi dalam pertanian itu sesungguhnya tumbuh dari proses saling melengkapi antara peneliti dan petani.,” ujar Prof. Agung Karuniawan.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Kepala Badan Pusat Statistik RI Sonny Harry Budiutomo Harmadi, Ketua Yayasan Jakarta Intercultural School (JIS) Phil Rickard, Rektor Unpad Periode 2019–2024, Prof. Rina Indiastuti, yang turut mendorong terwujudnya pengembangan ubi jalar ini, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Transformasi Digital, Keuangan, dan Pengelolaan Bisnis Unpad Prof. Maman Setiawan, Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Pemasaran Unpad Prof. Rizky Abdulah, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Tata Kelola Unpad Prof. R. Widya Setiabudi Sumadinata, serta jajaran direktur, kepala, dekan serta wakil dekan fakultas di lingkungan Unpad.
Melalui panen perdana ini, Unpad menegaskan komitmennya dalam mengembangkan riset berbasis potensi lokal yang berdampak luas bagi masyarakat. Ke depan, pengembangan varietas unggul ubi jalar serta rencana pendirian Sweet Potato Center di Unpad diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat inovasi dan referensi global dalam komoditas ubi jalar.*
The post Menteri PPN / Kepala Bappenas Gagas Berdirinya International Sweet Potato Center di Universitas Padjadjaran appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Padjadjaran (Unpad) memberi persetujuan atas Laporan Tahunan Unpad Tahun 2025 (Tahun Buku 2024) serta memberi persetujuan dan pengesahan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Unpad untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.
Selain itu, MWA Unpad juga memberikan pesetujuan atas laporan tugas pengawasan MWA Unpad serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Rektor Unpad atas pelaksanaan fungsi kepengurusan serta kepada MWA Unpad atas pelaksanaan fungsi pengawasan dan penetapan kebijakan strategis yang telah dijalankan selama tahun buku 2024.
"Dengan mengucapkan alhamdulillahi rabbil 'aalamiin maka Laporan Tahunan Unpad Tahun Buku 2024 dan Laporan Keuangan Konsolidasian Unpad Tahun 2024 disahkan," ujar Ketua MWA Unpad, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc., pada pelaksanaan Rapat Umum Laporan Tahunan Universitas Padjadjaran Tahun 2025 (Tahun Buku 2024) di Auditorium Ballroom UTC Dago Hotel Bandung, Jumat 4 Juli 2025.
Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita, dalam laporannya memaparkan capaian Unpad sepanjang tahun 2024, program prioritas tahun 2025, dan arah strategis Unpad pada periode 2025-2029. Pada pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), tahun 2024 menjadi tahun dengan persentasi capaian IKSS tertinggi yaitu 171,27%, capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ada fluktuasi dari baseline 2020-2024 namun secara umum mengalami kenaikan signifikan.
Capaian Unpad terkait reputasi global juga mengalami kemajuan signifikan karena pada tahun 2024 terjadi peningkatan peringkat dalam berbagai pemeringkatan global yang menunjukkan keberhasilan strategi peningkatan mutu akademik, riset, internasionalisasi dan keberlanjutan.
"Terima kasih terutama kepada Prof Rina Indiastuti, Rektor Unpad ke-12, yang telah memberikan fondasi kuat bagi universitas sehingga kita bisa seperti sekarang ini. Semoga apa yang telah dilakukan Prof. Rina dapat kami lanjutkan di masa mendatang," ujar Prof. Arief Kartasasmita yang terpilih menjadi Rektor Unpad pada 4 Juli 2024 dan dilantik sebagai Rektor pada 7 Oktober 2024.
Keputusan MWA Unpad tentang Penetapan Hasil Rapat Umum Laporan Tahunan Unpad 2025 (Tahun Buku 2024) dibacakan oleh Wakil Ketua Komite Audit dan Manajemen Risiko (KAMR) MWA Unpad, Prof. Dr. Roni Kastaman, MSIE. Selain menyetujui laporan tahunan, laporan keuangan, pembebasan tanggung jawab sepenuhnya, MWA juga menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi Yusuf, Aryanto, Mawar & Rekan untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan tahun buku 2025.
Pada rapat umum tersebut, MWA Unpad juga menyampaikan pandangan mengenai rencana peninjauan dan penyempurnaan Statuta Unpad. Wakil Ketua MWA Unpad, Prof. Arry Bainus, yang menyampaikan pandangan tersebut mengatakan bahwa di era globalisasi, pendidikan tinggi harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di tingkat global, seperti standar dan praktik pendidikan tinggi terbaru
"Sehingga review Statuta Unpad dapat membantu memastikan bahwa semua aspek operasional universitas sejalan dengan standar tersebut. Revisi statuta memberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi global yang lebih ketat, yang berdampak kepada peningkatan reputasi institusi," ujar Prof. Arry.
Rapat Umum Laporan Tahunan Unpad 2025 ini dihadiri pula oleh para anggota MWA Unpad, para Wakil Rektor Unpad, para Dekan Fakultas/Sekolah, Direktur, Kepala Satuan, dan Kepala Kantor di lingkungan Unpad, serta Komisaris dan Direktur di Badan Usaha Milik Unpad (BUMU).*
The post MWA Unpad Sahkan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Konsolidasian Tahun 2024 appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) kembali menggelar kegiatan kolaboratif bersama masyarakat pesisir yang berfokus pada Participatory Mapping wilayah penangkapan ikan skala kecil di kawasan pesisir Bojongsalawe, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, pada Senin, 23 Juni 2023.
Kegiatan ini melibatkan sebanyak 15 nelayan yang merupakan anggota dari Kelompok Rukun Nelayan (RN) Bojongsalawe. Dalam sambutannya, Ketua RN Bojongsalawe, Sugito, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Unpad atas komitmen yang terus melibatkan masyarakat nelayan dalam berbagai program pengabdian.
“Kami merasa dihargai dan diperhatikan. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi kami untuk memahami dan menjaga sumber daya laut yang menjadi tumpuan hidup,” ujar Sugito.
Kegiatan ini merupakan bagian dari skema hibah Academic Leadership Grant (ALG) Universitas Padjadjaran yang diketuai oleh Prof. Zuzy Anna. Program ini secara langsung mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 14: Ekosistem Laut, khususnya dalam upaya konservasi dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pemaparan materi oleh Lantun Paradhita Dewanti, S.Pi., M.EP., yang menjelaskan pentingnya identifikasi wilayah tangkap potensial, pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, serta penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Kegiatan seperti ini bukan hanya memberikan manfaat bagi nelayan, tetapi juga menjadi ruang belajar penting bagi kalangan akademisi.
“Bagi kami para akademisi, nelayan bukan hanya mitra, tetapi juga guru. Mereka adalah ruang belajar nyata yang memperkaya pengetahuan kami akan praktik perikanan di lapangan,” ungkap Lantun.,
Acara dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang dipandu oleh tim pengabdian, yaitu Noir Primadona Purba, M.Si., dan Lantun Paradhita Dewanti, S.Pi., M.EP. Dalam sesi ini, para nelayan secara aktif memetakan lokasi penangkapan ikan berdasarkan pengalaman harian dan data hasil tangkapan, ke dalam peta perairan Pangandaran yang telah disiapkan oleh tim. Selain itu, dilakukan pula identifikasi jenis alat tangkap yang digunakan dan jenis ikan yang dominan tertangkap pada waktu-waktu tertentu.
Untuk memperkuat data, tim juga membagikan kuesioner kepada seluruh peserta. Informasi yang terkumpul akan menjadi bagian dari kajian akademik sekaligus masukan bagi perumusan kebijakan pengelolaan perikanan skala kecil yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, Unpad terus mendorong sinergi antara akademisi dan masyarakat pesisir, meningkatkan kesadaran nelayan terhadap pentingnya keberlanjutan sumber daya laut, serta mendukung peningkatan kapasitas dan kesejahteraan nelayan lokal di Bojongsalawe dan sekitarnya.*
The post Unpad Gelar Kegiatan Pemetaan Partisipatif Wilayah Penangkapan Ikan di Pangandaran appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran menerima kunjungan dari perwakilan Pemerintah Mozambik dalam rangka menjajaki peluang kerja sama di bidang pendidikan. Pertemuan yang dilaksanakan di Ruang Rektor Unpad, Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung pada Rabu, 2 Juli 2025 ini menjadi langkah awal untuk memperkuat hubungan bilateral melalui kolaborasi akademik.
“Sebuah kehormatan bagi Unpad memiliki kesempatan menjalin kolaborasi dengan Mozambik. Keunggulan Unpad terletak pada beberapa bidang antara lain kedokteran, pertanian, dan ilmu-ilmu sosial,” ujar Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita ketika menyambut jajaran pemerintah Mozambik.
Dalam pertemuan tersebut, Prof. Arief menyampaikan bahwa Unpad membuka peluang kerja sama dengan universitas di Mozambik dalam berbagai bentuk, seperti pertukaran mahasiswa dan staf, program riset bersama, hingga kunjungan akademik jangka pendek untuk memperkenalkan perbedaan budaya. Unpad juga menawarkan kemungkinan pemberian beasiswa bagi mahasiswa asing untuk belajar di Unpad.
Lebih lanjut, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Zahrotur Rusyda Hinduan, menambahkan bahwa dalam waktu dekat Unpad akan meluncurkan program International Summer Course yang dapat diikuti secara daring. Ia menyampaikan harapan agar mahasiswa dari Mozambik dapat turut berpartisipasi dalam program ini sebagai langkah awal kolaborasi internasional antara kedua negara di bidang pendidikan.
“Unpad merupakan hybrid university sehingga mahasiswa dari Mozambik dapat bergabung secara virtual, misalnya dalam bentuk perkuliahan, bimbingan atau riset bersama,” ujar Prof. Zahrotur Rusyda.
Sementara itu, Duta Besar Mozambik, H.E. Belmiro Jose Malate, menyatakan bahwa kunjungan ini menjadi momentum penting bagi Pemerintah Mozambik untuk menjajaki peluang kerja sama di bidang pendidikan, khususnya antara Unpad dengan berbagai universitas di Mozambik.
“Kita (Mozambik dan Unpad) dapat membangun lebih banyak kerja sama dan interaksi. Melalui hal itu, kita perlahan bisa membentuk landasan untuk bekerja bersama, khususnya di bidang pendidikan,” ujar H. E. Malate.
Dalam pertemuan ini, hadir pula Kepala Kantor Urusan Internasional Unpad Anggia Utami Dewi, S.IP., M.IS., Ph.D. dan Penasihat Mozambik Jose Pedro Lucas Matenga. Pertemuan ini diharapkan menjadi awal bagi terwujudnya kolaborasi konkret antara Unpad dan institusi pendidikan di Mozambik. Melalui kerja sama ini, kedua belah pihak berkomitmen untuk mendorong pertukaran ilmu, budaya, dan pengalaman akademik yang dapat memberikan manfaat nyata bagi pengembangan pendidikan tinggi di kedua negara.*
The post Pemerintah Mozambik dan Universitas Padjadjaran Jajaki Kolaborasi Akademik appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, menerima kunjungan Duta Besar Mongolia untuk Indonesia, Enkhtaivan Dashnyam, dalam rangka menjajaki potensi kerja sama strategis sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan riset di Mongolia dan Indonesia. Pertemuan berlangsung di Ruang Rektor Unpad, Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung pada Selasa, 1 Juli 2025.
“Tujuan utama kedatangan kami adalah ingin membangun kerja sama di bidang pendidikan. Kami berharap ke depannya bisa membangun kerja sama dalam bentuk beasiswa atau program pertukaran pelajar antara Unpad dan Mongolia,” ujar Enkhtaivan
Pada kesempatan ini, Rektor menyambut baik kunjungan tersebut dan menyampaikan harapannya agar Unpad dapat segera berdiskusi bersama dengan perguruan tinggi di Mongolia untuk menyusun rencana berbagai kerja sama yang akan dilakukan. Rektor berharap kerja sama ini dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan Mongolia.
“Kami percaya bahwa kerja sama ini adalah hal yang baik untuk Indonesia dan Mongolia. Kami berharap bisa segera berdiskusi dengan universitas yang akan menjadi mitra kami untuk membahas rencana kerja sama yang akan dilaksanakan ke depan,” kata Rektor.
Lebih lanjut, Rektor menjelaskan bahwa potensi kerja sama yang dapat dijalin tidak hanya dalam bentuk program pertukaran pelajar saja. Unpad sangat terbuka untuk menjalin kerja sama riset dan publikasi, serta mengirimkan dosen tamu untuk menyelenggarakan kuliah umum. Rektor juga berharap kerja sama ini meliputi pertukaran budaya antara mahasiswa Unpad dan universitas di Mongolia.
“Kerja sama ini tentu saling memberikan manfaat, baik bagi Mongolia juga bagi mahasiswa dari Indonesia. Ini adalah salah satu solusi yang baik untuk memperkuat hubungan antara kedua pihak,” jelas Rektor.
Pada kunjungan tersebut turut hadir Conculate of Mongolia Nyamdorj Chuluunbaatar, serta Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama dan Pemasaran Unpad Prof. Rizky Abdulah, S.Si., Apt., Ph.D., dan Kepala Kantor Urusan Internasional Unpad Anggia Utami Dewi, S.IP., M.IS., Ph.D. Melalui diskusi ini diharapkan Unpad dapat berkontribusi dalam memperkuat hubungan antara Indonesia dan Mongolia melalui kerja sama bidang pendidikan di masa yang akan datang.*
The post Dubes Mongolia Jajaki Kerja Sama Bidang Pendidikan dengan Universitas Padjadjaran appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Sebanyak delapan Guru Besar Universitas Padjadjaran menyampaikan paparan keilmuan berkenaan dengan Pengukuhan Jabatan Guru Besar Unpad yang diselenggarakan di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung pada Selasa, 1 Juli 2025. Pengukuhan tersebut dibuka oleh Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita, dan dipimpin oleh Ketua Dewan Profesor Unpad, Prof. Arief Anshory Yusuf.
Delapan Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. Meirina Gartika, drg., SpKGA, SubSp.PKOA(K)., Prof. Dr. Sri Tjahajawati, drg., Mkes., dan Prof. Dr. Irmaleny, drg., Sp.KG., SubSp.KR(K)., dari Fakultas Kedokteran Gigi, Prof. Aulia Iskandarsyah, S.Psi., M.Psi., M.Sc., Ph.D., dari Fakultas Psikologi, Prof. Dr. Leonardo Lubis, dr., AIFO-K., M.Kes., FASEP., Prof. Dr. Vitriana, dr., Sp.K.F.R., N.M(K)., Prof. Dr. Reno Rudiman dr., SpB-SubSp BD(K), MSc., FICS, FCSI., dan Prof. Edhyana Kusumastuti Sahiratmadja, dr., Ph.D., dari Fakultas Kedokteran.
Guru Besar bidang Penyakit Kelainan Orofasial Anak Prof. Meirina Gartika menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Potensi Bahan Alam Pada Pencegahan Karies Gigi Menuju Kualitas Hidup Yang Sehat”. Prof. Meirina menyampaikan bahwa kesehatan gigi dan mulut perlu diperhatikan dan dicegah sejak dini. Namun, beberapa bahan kimia dalam produk kesehatan gigi yang dapat menekan pertumbuhan bakteri seringkali memperlihatkan efek samping jika digunakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan inovasi produk kesehatan gigi dan mulut yang menggunakan bahan alam untuk mengatasi efek samping tersebut.
“Hasil uji daya antioksidan menunjukkan bahwa bawang putih lokal siung tunggal memiliki daya antioksidan paling baik. Bahan alami lainnya adalah papain dari pepaya yang memiliki daya antibakteri dan berpengaruh lebih baik terhadap penurunan masa biofilm, tanaman sarang semut yang asli dari Papua juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen mencegah pembentukan biofilm, serta bahan hidroksiapatit,” jelas Prof. Meirina.
Prof. Meirina mengatakan bahwa pemanfaatan keberagaman bahan alam di bidang Kedokteran Gigi saat ini masih sangat luas, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan agar dapat digunakan sebagai alternatif perawatan pencegahan karies gigi, serta memberikan perawatan yang lebih optimal.
Guru Besar Bidang Oral Fisiologi Prof. Sri Tjahjawati menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Penanda Spesifik Saliva pada Berbagai Kondisi Tubuh Perempuan”. Prof. Sri menyampaikan bahwa saliva merupakan cairan biologis kompleks yang memegang peranan dalam menjaga homeostasis rongga mulut, sehingga kondisi ini menyebabkan saliva dapat digunakan sebagai biomarker non-invasif, khususnya pada perempuan yang berisiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit karena perubahan hormon yang terjadi secara alami.
Prof. Sri menjelaskan bahwa volume saliva adalah parameter pertama yang menunjukkan adanya disfungsi. pH saliva pada rongga mulut dan kandungan mineral seperti kalsium dan fosfat dalam saliva juga dapat terganggu dalam berbagai kondisi. Dalam hal ini, asupan makanan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh dan kesehatan rongga mulut, khususnya kalsium dan fosfat yang berperan dalam menjaga kesehatan gigi.
“Pemantauan pH, volume, serta kandungan kalsium dan fosfat dalam saliva dapat memberikan wawasan mengenai risiko penyakit gigi dan sistemik. Penting untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut, serta memahami dampak penyakit sistemik pada perempuan, agar lebih terdorong untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh,” ujar Prof. Sri.
Guru Besar Bidang Pencegahan dan Perawatan Penyakit/Kelainan Jaringan Keras Gigi Prof. Irmaleny menyampaikan paparan keilmuan yang berjudul “Masa Depan Kesehatan Gigi: Kemajuan dan Inovasi dalam Pencegahan serta Perawatan Jaringan Keras Gigi”. Prof. Irmaleny menjelaskan bahwa Minimal Invasive Dentistry (MID) sebagai paradigma baru dalam perawatan jaringan keras gigi menawarkan efisiensi, kenyamanan pasien, dan ketahanan jangka panjang restorasi. MID berfokus pada reservasi jaringan keras gigi yang meliputi pencegahan, deteksi dini karies, serta perawatan konservatif dengan meminimalkan hilangnya jaringan gigi, sehingga dapat mempertahankan sebanyak mungkin struktur jaringan gigi.
“Untuk menyongsong kesehatan gigi yang lebih baik perlu implementasi dalam pendidikan dan praktik klinik, seperti mengintegrasikan konsep MID dalam kurikulum melalui pembelajaran berbasis kasus, pelatihan praktik konservatif, dan evaluasi berbasis bukti dan risiko pasien. Digital dentistry mendukung prinsip MID dan merevolusi berbagai aspek praktik kedokteran gigi mulai dari diagnosis hingga restorasi, sehingga memberikan solusi yang lebih cepat dan akurat kepada pasien,” kata Prof. Irmaleny.
Prof. Irmaleny menambahkan bahwa inovasi dalam pencegahan karies, penerapan konsep MID, dan transformasi digital dalam kedokteran gigi telah membuka harapan baru dalam meningkatkan kualitas perawatan kesehatan gigi. Tidak hanya itu, hal tersebut juga meningkatkan efektivitas klinis, mempertahankan jaringan gigi alami, serta memberikan kenyamanan dan efisiensi yang lebih tinggi bagi pasien.
Guru Besar bidang Psikologi Klinis dan Kesehatan Prof. Aulia Iskandarsyah menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Paradigma Bio-Psiko-Sosial untuk Penguatan Kesehatan Mental dan Ketahanan Bangsa Indonesia”. Prof. Aulia menjelaskan bahwa gangguan mental yang dialami telah menggerus kualitas hidup dan kebersamaan sosial. Oleh karena itu, hangguan kesehatan mental tidak hanya menjadi masalah individu, tetapi menjadi ancaman produktivitas nasional, stabilitas sosial, serta ketahanan bangsa.
“Masyarakat yang sehat mental lebih cepat pulih dari krisis dan bencana, individu yang sehat mental lebih inovatif dan produktif, kepercayaan publik lebih tinggi kepada masyarakat yang stabil secara psikologis, generasi muda yang kuat mentalnya menjadi pilar masa depan bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi ini semua tidak bisa bergantung pada satu pihak saja, diperlukan pendekatan sistemik dan lintas sektoral,” ujar Prof. Aulia.
Prof. Aulia menjelaskan bahwa salah satu kerangka yang relevan di Indonesia adalah model Bio-Psiko-Sosial dengan melihat kesehatan mental adalah hasil interaksi antara faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosial. Namun, implementasinya masih menghadapi tantangan yang serius, diantaranya rasio tenaga profesional yang rendah, stigma sosial yang masih menghambat mencari bantuan, layanan kesehatan yang masih belum terintegrasi dalam layanan primer.
Lebih lanjut, Prof. Aulia menyampaikan bahwa diperlukan langkah konkret untuk mengimplementasikan model tersebut, antara lain adalah pendidikan dan psikoedukasi kesehatan mental sejak dini, integrasi kesehatan jiwa dalam layanan dasar, intervensi berbasis budaya lokal agar relevan dan diterima, serta kebijakan lintas kementerian yang menyatukan aspek pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan pertahanan.
Guru Besar bidang Ilmu Metabolisme Energi Prof. Leonardo Lubis menyampaikan paparan kelimuan berjudul "Metabolisme Energi Manusia: Integrasi Ilmu Kedokteran Dasar (IKD) dan Intervensi Kesehatan Modern (IKM)". Prof. Leonardo menyampaikan bahwa metabolisme energi adalah fondasi dari seluruh fungsi kehidupan, sehingga gangguan dalam keseimbangan metabolisme energi bukan hanya menyebabkan penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes, tetapi juga berdampak signifikan pada penyakit infeksi, kanker, dan gangguan neurodegeneratif.
“Keseimbangan energi dikendalikan oleh empat pilar, yaitu nutrisi, aktivitas fisik, tidur, dan stress yang saling berinteraksi satu sama lain. Gangguan pada salah satunya dapat mempengaruhi hormon dan kualitas metabolisme. Dalam metabolisme energi, otot menjadi organ sentral, sehingga mempertahankan massa otot juga mempertahankan metabolisme basal dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi,” jelasnya.
Prof. Leonardo menambahkan bahwa ilmu metabolisme energi memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan kedokteran. Melalui kolaborasi lintas disiplin, pengembangan teknologi dalam pemantauan metabolik, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya keseimbangan energi dalam kehidupan sehari-hari, dapat menciptakan paradigma baru dalam dunia kesehatan yang lebih efektif, efisien, dan berbasis bukti ilmiah.
Guru Besar bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Prof. Vitriana menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Mengembalikan Fungsi, Menghidupkan Harapan: Peran Strategis Ilmu Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan”. Prof. Vitriana menjelaskan bahwa layanan rehabilitasi medik hadir sebagai jembatan antara keterbatasan dan keberdayaan. Namun, keterbatasan jumlah dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi tim rehabilitasi yang tidak lengkap di setiap rumah sakit, akses yang tidak merata, dan pemahaman masyarakat yang belum utuh tentang pentingnya rehabilitasi medik menjadi kendala pencapaian tujuan.
Prof. Vitriana menjelaskan bahwa ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi menggabungkan ilmu pengetahuan, empati, teknologi, dan keberpihakan sosial. Pendalaman ilmu ini mengingatkan bahwa tugas profesi kesehatan bukan hanya berkewajiban menyelamatkan nyawa, tetapi juga menghidupkan kehidupan, menghidupkan harapan menjadi ikhtiar.
“Besar harapan saya dapat mendorong Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sebagai salah satu tulang punggung transformasi, menjadi jembatan antara kesembuhan dan harapan, antara keterbatasan dan keberdayaan. Menjadikan rehabilitasi medik bukan sekedar opsi tetapi merupakan hak semua warga negara, suatu investasi bukan beban dalam menggerakkan kehidupan dan membangun masa depan,” ujar Prof. Vitriana.
Guru Besar bidang Ilmu Bedah Prof. Reno Rudiman menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Strategi Penanganan Obesitas Melalui Pembedahan Bariatrik di Indonesia”. Prof. Reno menyampaikan bahwa menghadapi obesitas diperlukan inovasi sosial dan ekonomi yang mampu mengubah pola makan, gaya hidup, serta lingkungan yang mendukung kenaikan berat badan. Banyak pasien gagal mempertahankan berat badan ideal dan akan kembali ke berat badan semula setelah menjalani program diet.
Ketika terapi konservatif gagal, operasi bariatrik menjadi pilihan. Prosedur ini tidak hanya membatasi kapasitas lambung, tetapi juga memengaruhi hormon lapar dan kenyang dengan beberapa risiko operasi seperti infeksi, perdarahan, kekurangan nutrisi, dan masalah psikososial.
“Operasi telah terbukti menjadi salah satu strategi paling efektif dan aman untuk menangani obesitas jangka panjang. Namun, operasi ini bukan jalan pintas karena suksesnya terapi bariatrik tergantung pada komitmen pasien dan dukungan sistem kesehatan dalam jangka panjang. Dengan pemahaman yang benar, kita dapat menjadikannya bagian dari solusi nasional mengatasi obesitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” jelas Prof. Reno.
Guru Besar dalam bidang Ilmu Imunogenetika Prof. Edhyana Kusumastuti Sahiratmadja menyampaikan paparan keilmuan berjudul “Mengulik Kerentanan Tubuh Manusia dalam Menghadapi Infeksi Mycobacterium Tuberculosis”. Prof. Edhyana menjelaskan bahwa mekanisme perlindungan dan respons tubuh manusia terhadap infeksi MTB dikoordinasi melalui sistem imunitas bawaan dan adaptif, yang sangat bergantung pada sistem imun seluler, melibatkan sel makrofag teraktivasi dan sel T serta berbagai sitokin.
Analisis imunogenetika dapat memberikan wawasan mendalam, tidak hanya tentang keragaman sel imun manusia tetapi juga tentang respons imun terhadap kuman dan vaksin, yang didasari dengan latar belakang genetika manusia.
“Masih begitu banyak teka-teki yang belum terungkap terkait pertahanan tubuh kita terhadap paparan kuman MTB. Oleh sebab itu, interes kami untuk 1 dekade kedepan, kami akan mengulik pasien autoimun lupus yang terinfeksi MTB,” jelas Prof. Edhyana.*
Buku Paparan Keilmuan:
(Foto-foto oleh: Jalasenastri Saprala)
The post Universitas Padjadjaran Gelar Pengukuhan bagi Delapan Guru Besar appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Sebanyak 737 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran menggelar acara tradisi Hajat Lembur bertajuk “Tandang Miheman Sarakan” pada Senin, 30 Juni 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari Pidangan Rineka Padjadjaran edisi ke-11 yang menampilkan proyek Ujian Akhir Semester mata kuliah Pengantar Kebudayaan Sunda.
Hajat Lembur merupakan sebuah tradisi syukuran masyarakat Sunda sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas limpahan rezeki, keselamatan, dan keharmonisan hidup dalam komunitas. Kegiatan ini menjadi bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya Sunda yang diinisiasi oleh tim dosen pengampu mata kuliah, yaitu Dr. Taufik Ampera, M. Hum., Dr. Udang Ahmad Darsa, M. Hum., Dr. Teddi Muhtadin, M. Hum., Rahmat Sopian, M. Hum., Ph.D., Dr. Asri Soraya, M. Hum., dan Taufik Rahayu, M. Hum.
“Melalui pelaksanaan tradisi hajat lembur, mahasiswa dapat melakukan pengelolaan budaya yang mencakup peningkatan kesadaran akan keberagaman budaya, partisipasi aktif dalam pelestarian budaya, serta pengembangan keterampilan kolaborasi antarbudaya,” ujar Dr. Taufik Ampera, M. Hum., selaku Koordinator Mata Kuliah Pengantar Kebudayaan Sunda.
Lebih lanjut, Taufik menegaskan bahwa melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu mempromosikan nilai-nilai budaya, menjaga kearifan lokal, dan berkontribusi pada pembangunan bangsa melalui pemahaman dan pengelolaan budaya yang baik.
Pada gelaran Hajat Lembur Padjadjaran, setiap program studi menampilkan berbagai kekayaan budaya lokal yang mencerminkan kearifan masyarakat Sunda, seperti sajian kuliner tradisional, teater rakyat, seni tari dan musik, permainan tradisional, presentasi poster, film pendek bertema hajat lembur, serta parade kostum yang meriah. Kegiatan ini juga menghadirkan pameran “Bedog Cikeruh” dari Komunitas Sundawani dan Bedog Walahiran, serta budaya adat Tatar Karang dari Desa Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.
Tidak hanya diikuti oleh mahasiswa peserta mata kuliah Pengantar Kebudayaan Sunda, kegiatan ini juga melibatkan 42 mahasiswa asal Australia yang sedang mengikuti program International Internship di BIPA Pusat Bahasa FIB Unpad. Mahasiswa asing tersebut menunjukkan antusiasme tinggi dengan ikut memainkan alat musik tarawangsa bersama Komunitas Seni Saka Patanjala, mempelajari senjata dan perkakas tradisional masyarakat Sunda, serta menikmati beragam kuliner khas yang disajikan.
Hajat Lembur Padjadjaran tidak hanya menjadi momen selebrasi hasil pembelajaran, tetapi juga wujud nyata dari komitmen FIB Unpad dalam melestarikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai budaya lokal dalam kehidupan akademik. Dengan melibatkan kolaborasi lintas program studi dan partisipasi mahasiswa internasional, kegiatan ini menunjukkan bahwa warisan budaya Sunda mampu menjadi medium pembelajaran yang inklusif, kontekstual, dan relevan dalam membentuk karakter generasi muda yang berbudaya dan berwawasan global.*
The post Merawat Budaya dan Menjaga Kearifan Lokal, FIB Unpad Gelar Hajat Lembur appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Departemen Pengabdian kepada Masyarakat Himpunan Mahasiswa Perikanan (Himikan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Barat menggelar kegiatan “Nusantara Fund 2025” pada Minggu, 18 Juni 2025 di Desa Cimarias, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman, keterlibatan, dan sinergi dalam pengelolaan sumber daya alam dan wilayah kelola rakyat.
Dalam sambutannya, Arif Deastrid, perwakilan dari Divisi Pengelolaan Sumber Daya dan Wilayah Kelola Rakyat WALHI Jawa Barat, menjelaskan mengenai urgensi advokasi lingkungan berbasis rakyat serta peran penting partisipasi pemuda dan masyarakat dalam mempertahankan ruang hidup dari ancaman krisis ekologis.
Sementara itu, Mamat Rohmat selaku Kepala Desa Cimarias, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan “Nusantara Fund 2025”. Mamat menyoroti pentingnya peran pemuda dalam menjaga dan mengelola sumber daya alam desa secara berkelanjutan serta harapan agar kegiatan ini menjadi titik awal kerja sama yang lebih erat antara desa dan mahasiswa.
Lebih lanjut, Wahyudi selaku perwakilan dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), menekankan pentingnya kemandirian dan keberlanjutan dalam praktik pertanian rakyat, serta perlunya kolaborasi antara petani, pemuda, dan organisasi masyarakat sipil.
Kegiatan utama dalam “Nusantara Fund 2025” adalah penanaman 300 bibit pohon di lahan Desa Cimarias, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Penanaman dilakukan secara sistematis, dimulai dengan melubangi tanah pada area yang telah ditentukan. Bibit kemudian dimasukkan dengan posisi tegak setelah polybag dilepas, lalu lubang ditutup kembali menggunakan tanah dan diberi patok sebagai penanda.
Untuk memastikan pemantauan jangka panjang, setiap bibit yang telah ditanam didokumentasikan menggunakan aplikasi Kamera Maps GPS. Hal ini dilakukan guna mencatat koordinat pasti dari lokasi penanaman dan memudahkan proses evaluasi dan pemeliharaan ke depan. dari seluruh peserta.
Kegiatan “Nusantara Fund 2025” menjadi wujud komitmen bersama antara mahasiswa, masyarakat desa, dan organisasi lingkungan dalam menjaga kelestarian alam secara berkelanjutan. Melalui sinergi ini, diharapkan tercipta kesadaran kolektif akan pentingnya pelibatan aktif semua pihak dalam pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan.*
The post Himikan Unpad dan Walhi Jabar Gelar Nusantara Fund 2025 appeared first on Universitas Padjadjaran.
[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian RI dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menyelenggarakan kegiatan Toyota x AIGIS Goes To Campus 2025 dengan tema “Green Policy, Economy, and Earth Science” yang digelar di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, pada Senin 30 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi salah satu kolaborasi yang relevan dalam mendorong transisi menuju industri hijau dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya dalam memperkuat ekosistem hijau yang juga didukung oleh kolaborasi bersama stakeholder, akademisi, pelaku industri, dan pemangku kebijakan. Melalui kegiatan ini diharapakan dapat menjadi pemacu semangat untuk terus mendukung industri hijau di Indonesia.
“Industri hijau yang sudah disiapkan oleh para pelaku usaha dan kementerian ini harus bisa menyerap dan mendukung seluruh potensi inovasi dan riset yang dilakukan oleh akademisi yang mendukung industri hijau. Tanpa riset dan inovasi, saya kira industri akan berjalan di tempat,” ujar Wamen Perindustrian RI.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Zahrotur Rusyda Hinduan, S.Psi., MOP., Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan perwujudan nyata dari visi Unpad untuk menjadi perguruan tinggi yang inklusif, kolaboratif, dan berdampak dengan mengedepankan kolaborasi, antara akademisi, praktisi, dan pemerintah.
“Unpad memang ingin mengedepankan kolaborasi, dengan sesama akademisi, juga praktisi, pemerintah, serta alumni. Kami terus ditantang untuk bisa bekerjasama dengan industri agar hasil riset dan publikasi dapat sesuai dengan permasalahan yang ada,” ujar Prof. Zahrotur Rusyda.
Lebih lanjut, Prof. Zahrotur menjelaskan kolaborasi ini merupakan bentuk nyata dukungan pemangku kepentingan terhadap peningkatan kapasitas mahasiswa dalam menciptakan inovasi yang bermakna dan relevan bagi dunia kerja, serta masa depan bangsa dan dunia. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi kerja sama strategis antara perguruan tinggi dan industri, sekaligus menjadi pemantik bagi generasi muda untuk menjadi bagian dari solusi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
“Mari bersama-sama kita wujudkan kampus sebagai ruang tumbuh gagasan, jejaring, dan juga dampak positif bagi Indonesia dan juga dunia,” jelasnya.
Pada acara ini juga diselenggarakan GreenTalks yang bertajuk “Kebijakan Hijau dan Ekonomi Berkelanjutan: Perspektif Pemerintah dan Industri” dengan narasumber Kepala Pusat Industri Hijau Apit Pria Nugraha, Senior Advisor PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Jaka Purwanto, serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Nining Yuliastiani. Selanjutnya, digelar GreenTalks bertajuk “Generasi Muda dan Masa Depan Bumi” dengan narasumber Venture Development Specialist at Ecoxyztem Utari Madani Jayyidah, Sustainable Storyteller Putri Indonesia Lingkungan 2018 Vania F. Herlambang, dan Program Lead Wastehub Millatul Hanifiyyah.
Pada ajang ini, diselenggarakan juga Lomba Karya Ilmiah AIGIS Green Scientific Unpad 2025 dengan pemenang sebagai berikut:
Juara 1:
Diah Nur Oktavia dan Hasya Zafira (FMIPA Unpad) dengan karya ilmiah berjudul "BIOSTAY: Biopackaging Berbasis Selulosa Limbah Kulit Singkong dan Sekam Padi Dengan Formulasi Antioksidan Kulit Jeruk Untuk Mendukung Green Economy dan Transformasi Bisnis Digital"
Juara 2:
Dita Rahmawati (FMIPA Unpad) dengan karya ilmiah berjudul "Smart Flat - Panel Fotobioreaktor Terintegrasi IoT dengan Modifikasi Membran Poliamida / Polidimetilsiloksan dan Fine Bubble Difuser sebagai Teknologi Carbon Capture"
Juara 3:
Lidya Nathania dan Nur Firdaus Mova (FMIPA Unpad) dengan karya ilmiah berjudul "Transformasi Limbah Sisa Makanan (LSM) Menjadi Pakan Ayam Fermentasi Ramah Lingkungan untuk Industri Peternakan Berkelanjutan".*
The post Dorong Industri Hijau, Unpad dan Kemenperin Gelar Toyota x AIGIS Goes to Campus 2025 appeared first on Universitas Padjadjaran.